Gangguan
pada sistem pernapasan adalah terganggunya pengangkutan O2 ke
sel-sel atau jaringan tubuh; disebut
asfiksi.
Asfiksi
ada bermacam-macam misalnya terisinya alveolus dengan cairan limfa
karena infeksi
Diplokokus pneumonia
atau
Pneumokokus
yang menyebabkan penyakit pneumonia.
Pada orang yang tenggelam, alveolusnya terisi air sehingga difusi
oksigen sangat sedikit bahkan tidak ada sama sekali sehingga mengakibatkan
orang tersebut shock dan pernapasannya dapat terhenti. Orang seperti
itu dapat ditolong dengan mengeluarkan air dari saluran pernapasannya
dan melakukan pernapasan buatan tanpa alat dengan cara dari mulut
ke mulut dengan irama tertentu dan menggunakan metode
Silvester
dan
Hilger Neelsen.
Asfiksi dapat pula disebabkan karena penyumbatan saluran pernapasan
oleh kelenjar limfa, misalnya polip, amandel, dan adenoid.
Peradangan dapat terjadi pada rongga hidung bagian atas dan disebut
sinusitis,
peradangan pada bronkus disebut
bronkitis,
serta radang pada pleura disebut
pleuritis.
Paru-paru juga dapat mengalami kerusakan karena terinfeksi Mycobacterium
tuber
culosis penyebab penyakit TBC.
Pengangkutan O2 dapat pula terhambat karena tingginya kadar karbon
monoksida dalam alveolus sedangkan daya ikat (afinitas) hemoglobin
jauh lebih besar terhadap CO daripada O2 dan CO2.
Keracunan
asam sianida, debu, batu bara dan racun lain dapat pula menyebabkan
terganggunya pengikatan O2 oleh hemoglobin dalam pembuluh darah,
karena daya afinitas hemoglobin juga lebih besar terhadap racun
dibanding terhadap O2.
Gejala
alergi terutama
asma
dapat pula menghinggapi sistem pernapasan begitu juga kanker dapat
menyerang paru-paru terutama para perokok berat.
Penyakit
pernapasan yang sering terjadi adalah
emfisema
berupa penyakit yang terjadi karena susunan dan fungsi alveolus
yang abnormal.
0 komentar:
Posting Komentar